Senin, 02 April 2012




manajemen kelas 
oleh :

wayan widya ulandari
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Suatu proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil dengan baik apabila permasalahn –permasalahan yang muncul dalam proses belajar mengajar disekolah dapat teratasi dengan baik pula.karena permasalahan-permasalahan itulah yang jika didak diatasi akan dapat menghambat serta menimbulkan pengaruh buruk terhadap kelancaran Proses Belajar Mengajar.

Permasalahan yang muncul disebabkan oleh banyak factor baik itu factor internal(dalam),maupun factor internal (luar).oleh sebab itu untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut,seorang guru dituntut untuk pandai dalam memunculkan ide-ide untuk dapat menanggulangi hal tersebut. Salah satu cara serta tindakan yang harus dilakukan oleh seorang pendidik adalah dengan melakukan manajen kelas serta menanamkan pemahaman terhadap pentingnya dilakukan manajemen diri oleh siswa guna menciptakan disiplin kelas serta disiplin diri baik itu diri siswa,ataupun diri pendidik dan dengan demikian tujuan pendidikan akan dapat tercapai dengan baik.

1.2  Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah terurai diatas maka dirumuskan masalah yang mempunyai arti penting sebagai penggambaran,serta pembatasan masalah yang akan dibahas.Adapun rumusan masalah yang dimaksud  adalah :
1.      Apakah pengertian dari manajemen kelas?
2.      Digunakan dalam hal apakah manajemen kelas yang berbasis psikologi pendidikan?
3.      Apakah pengertian dari manajemen diri?
4.      Langkah-langkah apa yang dilakukan dalam manajemen diri?
5.      Apakah yang termasuk kedalam contoh pelaksanaan manajemen diri?

BAB II
PEMBAHASAN

MAJAJEMEN KELAS DAN MANAJEMEN DIRI YANG BERBASIS PSIKOLOGI PENDIDIKAN

2.1  Manajemen Kelas yang Berbasis Psikologi Pendidikan

A.    Manajem Kelas untuk Pemeliharaan Disiplin Kelas
Manajemen adalah proses pengelolaan kelas untuk menciptakan suasana dan kondisi kelas yang memungkinkan siswa dapat belajar secara efektif (Racman,1999:11).Manajemen kelas juga diartikan sebagai segala usaha  yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar  yang efektif dan menyenangkan serta memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan.jadi dapat disimpulkan menejemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan belajar mengajar secara sistematis. Usaha itu mengarah penyiapan bahan belajar,persiapan sarana,dan alat peraga,pengaturan ruang belajar,mewujudkan situasi dan kondisi proses belajar mengajar,dan pengaturan waktu sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan tujuan kirikuler dapat tercapai(Dirjen.PUAD dan Dirjen.Dikdasmen,1996).

Dalam melakukan aktivitas Manajemen kelas untuk pembinaan disiplin kelas yang berbasis psikologi pendidikan, ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan,yaitu:
1.      Pendekatan otoriter
Dalam membina disiplin kelas dengan pendekatan otoriter,yang perlu dilakukan oleh guru dikelas adalah menegakkan peraturan yang berlaku dikelas secara persuasive dan mendidik. Jika siswa melanggar disiplin kelas,maka guru dapat memberikan hukuman yang mendidik,sedangkan jika siswa menaati peraturan disiplin kelas diberikan penguatan(reward) agar sikap dan prilaku terpuji tersebut semakin diintensifkan oleh siswa sehingga dapat menjadi model siswa lainya.
2.      Pendekatan Permisif
Dalam membina disiplin kelas dengan pendekatan ini,yang perlu dilakukan oleh guru dikelas adalah  memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensinya dengan difasilitasi oleh guru. Guru perlu menghargai hak dan mengetahui kewajiban peserta didik,sehingga suasana disiplin kelas tetap terjamin.
3.      Pendekatan Instruksional
Dalam membina disiplin kelas dengan pendekatan ini,yang perlu dilakukan oleh guru dikelas adalah  merencanakan dengan teliti pelajaran yang baik dan kegiatan belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap peserta didik. Dengan pendekatan ini,perilaku instruksional guru yang disiplin akan menjadi pedoman bagi peserta didik dalam melekukan disiplin dikelas.
4.      Pendekatan pengubahan prilaku
Dalam membina disiplin kelas dengan pendekatan ini,yang perlu dilakukan oleh guru dikelas adalah  bagaimana mengubah perilaku peserta didik yang tidak disiplin menjadi disiplin di kelas. Adapun  yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan memberikan hukuman yang mendidik kepada peresta didik. Selain itu juga dapat menjadi model perilaku disiplin bagi anak didik agar anak didik yang tidak disiplin menjadi disiplin kerena meneladani gurunya.
5.      Pendekatan Sosial Emosional
Dalam membina disiplin kelas dengan pendekatan ini,yang perlu dilakukan oleh guru dikelas adalah  bagaimana hubungan sosial emosional yang baik antara guru dengan peserta didik di kelas. Melalui hubungan social emosional yang baik antara guru dan anak didiknya,maka anak didik akan mudah mengikuti berbagai prilaku teladan guru.
6.      Pendekatan Proses Kelompok
Dalam membina disiplin kelas dengan pendekatan ini,yang perlu dilakukan oleh guru dikelas adalah  membimbing para siswa agar dapat berinteraksi social dalam suasana kelas yang penuh disiplin.Dalam suasana kelas yang disiplin tersebut akan terjadi akan terjadi tnteraksi social yang disiplin pula. Dengan bimbingan dari guru sehingga antara siswa yang satu dengan yang lain saling mendisiplinkan diri melalui interaksi social.

B.     Prinsip-prinsip Disiplin Kelas Sebagai Wujud Manajemen Kelas Yang Berbasis Psikologi Pendidikan
Disiplin kelas merupakan hal penting terhadap terciptanya prilaku yang tidak menyimpang dari ketertiban kelas. Dalam semangat pendekatan pendidikan disiplin yang mengacu psikologi pendidikan,hendaknya memiliki bassis kemanusiaan dan demokrasi dalam menegakkan disiplin berfungsi senagai petunjuk dan pengecek bagi para guru dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan disiplin(Rachman,1999:170). Oleh karena itu,pendekatan disiplin yang dilakukan oleh para guru harus memperhatikan beberapa prinsip berikut ini,yaitu:
1)      Menggambarkan prinsip-prinsip pedagogic dan hubungan kemanusiaan di kelas,
2)      Mengembangkan budaya disiplin dikelas,dan mengembangkan profesionalisme guru dan menumbuhkembangkan budaya disiplin di dalam kelas,
3)      Merefleksikan tumbuhnya kepercayaan dan control dari peserta didik dalam melaksanakan budaya disiplin kelas,
4)      Menumbuhkembangkan kesungguhan untuk berbuat dan berinovasi dalam menegakkan budaya disiplin dikelas oleh para guru dan peserta didik di kelas,
5)      Menghindari perasaan tertekan dan rasa terpaksa pada diri guru dan peserta didik dalam menegakkan dan melaksanakan budaya disiplin di kelas.

C.     Memelihara Budaya Disiplin dan Usaha Kuratif Terhadap Pelanggaran Disiplin Dengan Pendekatan Psikologi Pendidikan
Dalam upaya untuk memelihara budaya disiplin kelas yang telah tumbuh dan berkembang,para guru di kelas hendaknya selalu konsisten dan berkesinambungan menunjukkan sikap dan prilaku selalu disiplin dating ke kelas,disiplin dalam mengajar,dan kegiatan disiplin lainya yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan pendidikan di kelas. Selain itu,aplikasi konsep,prinsip dan teori-teori psikologi pendidikan harus juga diterapkan dalam memelihara budaya disiplin kelas yang telah tumbuh dan berkembang.

Adapun teori dari psikologi pendidikan,khususnya yang berkaitan dengan teori behavioristik ialah bahwa peserta didik yang selalu menunjukkan sikap dan prilaku disiplin di kelas harus diberikan penguatan belajar harus diberikan penguatan belajar,agar perilaku disiplin tetap menjadi budaya bagi para siswa tersebut. Sebaliknya,kepada peserta didik yang melanggar budaya disiplin yang telah ditetapkan dikelas diberikan hukuman yang mendidik sebagai konsekuensi dari sikap dan perilaku yang kurang dan tidak disiplin yang ditunjukkan oleh peserta didik. Pemberian hukuman atau sanksi bertujuan untuk mengurangi dan menghilangkan perilaku peserta didik yang melanggar  disiplin kelas.

Dalam upaya untuk menanggulangi(kuratif) terhadap pelanggaran disiplin kelas perlu dilaksanakan dengan penuh hati-hati,demokrasi, dan edukatif(Rachman,1999:207).Rachman(1999:210-212) mengemukakan bahwa ada empat tahapan dalam pemeliharaan disiplin(termasuk disiplin kelas),yaitu:
1)      Tahapan pencegahan
Pada tahap pencegahan para guru perlu menciptakan suasana kelas yang disiplin,ketetapan instruksional,dan perencanaan pendidikan yang disiplin.
2)      Tahapan pemeliharaan
Pada tahap pemeliharaan disiplin,para guru perlu melakukan hubungan social emosi dengan peserta didik dalam menunjukkan perilaku disiplin di kelas.
3)      Tahap campur tangan
Pada tahap ini,para guru perlu menangani perilaku peserta didik yang melanggar disiplin kelas dengan mempelajari segalanya dan mempelajari segala akar permasalahannya dengan teknik-teknik yang berbasis psikologi pendidikan berupa pemberian sanksi.
4)      Tahap pengaturan
Pada tahapan pengaturan,para guru perlu mengatur perilaku peserta didik yang menyimpang dari disiplin kelas dengan memberikan bimbingan dan pengarahan yang mendidik,persuasive dan demokratis agar peserta didik menyadari perlakuanya yang menyimpang dan kembali mematuhi disiplin kelas.





2.2. Manajemen diri dalam pembelajaran
A.    Pengertian manajemen diri
Manajemen diri adalah perilaku seseorang yang bertanggung jawab terhadap pengaturan perilakunya sendiri,dengan tujuan agar siswa lebih mandiri,lebih independent,dan lebih mampu memprediksi masa depanya.

B.     Langkah-langkah manajemen diri
Manajemen diri secara umum terdiri dari tiga langkah utama yaitu:
1.      Menentukan tujuan
adler(dalam Hamzah,2006) dalm teorinya tentang Tujuan fiktif (fictional goal) menyatakan bahwa perilaku seseorang diarahkan kepada tujuan dimasa yang akan datang yang sudah disusun sendiri. Usaha orang untuk bisa unggul dalam persaingan hidup sangat ditentukan oleh tujuan fiktif yang sudah diadopsi. Tujuan fiktif yang baik adalah tujuan fiktif yang ditentukan sendiri. Tujuan fiktif yang baik akan disusun oleh orang yang bersangkutan berdasarkan kreatifitas dirinya sehingga tujuan menjadi unik bagi setiap orang.

Berikut ini hal penting yang perlu disadari oleh guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran yaitu:
a.       Siswa sangat penting untuk mampu menyusun tujuan sendiri
b.      Guru harus berusaha secara maksimal untuk membimbing siswa menyusun tujuan belajarnya,sehingga dijadikan pedoman untuk perilakunya sehari-hari di kelas maupun diluar kelas
c.       Siswa ditantang untuk dapat menyusun tujuan yang menantang dan bisa dicapai
d.      Penetapan tujuan juga lebih relevan untuk tugas-tugas yang berarti(penting) dari segi proses pembelajaran.

2.      Mencatat dan mengevaluasi kemajuan
Evaluasi diri adalah lebih singkat dari pada pencatatan diri yang sederhana karena menyangkut pemberian keputusan tentang kualitas.suatu kunci untuk akurasi keputusan dalam evaluasi diri siswa adalah pengecekan hasil evaluasi secara periodic oleh guru.
Modifikasi perilaku kognitif penekankan pada pengembangan control diri dari pada pihak luar. Control diri menekankan pada penetapan tujuan,perencanaan,dan instruksi diri dari pada reinforcement(penguatan).

Apabila guru dan siswa membahas rencana tindakan, dan siswa menulis rencana makna perilaku siswa,situasi kelas, dan kinerja akademik menjadi lebih ekplisit sehingga lebih potensial untuk bisa dikontrol oleh siswa. Teknik seperti itu juga memungkinkan guru untuk memerhatikan siswa secara individual, dan lebih menekankan control diri siswa,manajemen diri siswa, dan instruksi sendiri sehingga lebih menghindarkan adanya hubungan satu-satu antara perilaku tertentu dengan hadiah.
Penelitian yang dilakukan oleh Glynn dan Thomas(1973) menemukan bahwa siswa yang dibimbing untuk monitoring dirinya dan selalu membuat catatan harian tentang perilakunya menunjukkan peningkatan baik pada perilaku belajar dan prestasi belajar.
Evaluasi diri dan monitoring diri dapat dibantu dengan checklist,kunci sekor,laporan kemajuan periodik, atau alat yang dapat membantu siswa mengetahui apa yang sudah dicapai tentang tujuanya berdasarkan pekerjaan yang sudah dilakukan. Pada teknik ini, tanggung jawab untuk melakukan monitoring dan manajemen perilaku siswa ada ditangan siswa itu sendiri,dengan cara yang dirasakan tidak membebani siswa karena mereka tertarik dan senang.

3.      Penguatan diri (self reinforcemen)
Penguatan diri terjadi saat seseorang memberikan hadiah kepada dirinya sendiri karena sukses mencapai prestasi atau kinerja yang sudah ditetapkan atau saat orang menghukum dirinya sendiri karena gagal mencapai prestasi atau kinerja yang sudah ditetapkan.

Bandura menyatakan bahwa penguatan diri sangat meningkatkan nilai dari prinsip penguatan jika diterapkan pada perilaku manusia. Mengingat penguatan diri bersifat positif atau negative maka bandura menggunakan istilah yang lebih inklusif, yaitu regulasi diri (self regulation),untuk menyatakan peningkatan atau penurunan efek yang dipengaruhi oleh evaluasi diri. Menurut bandura ada tiga proses untuk mewujudkan regulasi diri,yaitu:
1.      Observasi diri, yakni saat siswa atau seseorang mengobservasi perilakunya
2.      Keputusan, yakni saat seseorang memutuskan apakah perilakunya sesuai dengan tujuan yang ditetapkan
3.      Respons diri, yakni saat seseorang memberikan respon kepada dirinya berdasarkan keputusan yang diambil.
Dari paparan diatas kita mendapatkan pemahaman:
§  Penguatan diri sangat membantu siswa di dalam proses pembelajaranya,
§  Penguatan diri sangat membantu siswa yang kurang memiliki prestasi dan motifasi belajar kurang,
§  Penguatan diri bisa bersifat positif dan negative,
§  Penguatan positif misalnya siswa membeli baju baru karena sudah mampu menyelesaikan tugas dalam satu semester dengan baik,
§  Penguatan negative misalnya tidak mau menonton TV apabila tugas yang dibebankan untuk pembelajaranya belum selesai.

C.     Beberapa Contoh Pelaksanaan Manajemen Diri
1.      Memperkenalkan sistem secara positif
Contoh:
a)      Berikan penekanan pada system secara positif
b)      Pertimbangan untuk memulai program secara sukarelawan
c)      Jelaskan bagaimana anda menggunakan program manajemen diri untuk diri anda.

2.      Antu siswa belajar menetapkan tujuan
Contoh 1:
a)      Monitor tujuan seiring mungkin pada awal kegiatan, dan tentukan standar tinggi yang masuk akal
b)      Buat pengumuman tujuan dengan menyuruh siswa mengampaikan tujuanya kepada guru dan kepada teman-temannya apa yang ingin dicapai.
c)      Siapkan cara untuk siswa agar bisa mencatat dan mengevaluasi kemajuanya
Contoh 2:
a)      Bagi pekerjaan menjadi langkah-langkah yang mudah diukur
b)      Siapkan modal dari pekerjaan yang baik dimana keputusan lebih sulit,seperti menulis kreatif
c)      Bagi siswa dengan form pencatatan atau checklist untuk mencatat kemajuan
d)     Cek akurasi catatan siswa dari waktu ke waktu,dan dorong siswa untuk mengembangkan bentuk penguatan diri

Contoh 3:
a)      Lakukan pengecekan sesering mungkin saat siswa baru mulai belajar, dan selanjutnya dikurangi
b)      Berikan kesempatan kepada siswa untuk saling mengecek catatan satu sama yang lain
c)      Apabila catatan siswa tepat, tes keterampilan yang mestinya dikuasai siswa,dan berikan penghargaan kepada siswa yang evaluasinya dirinya cocok dengan hasil tesnya.
d)     Berikan siswa ide melalui brainstorming untuk memberikan penghargaan kepada diri sendiri  apabila dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik.







BAB III
PENUTUP

3.1    KESIMPULAN
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari paparan ini adalah sebagai berikut :
Manajemen kelas dan manajemen diri yang berbasis psikologi sangat penting dilakukan dalam dunia pendidikan. Menejemen kelas yang berbasis psikologi pendidikan berfungsi untuk memelihara budaya disiplin kelas dan usaha kreatif terhadap pelanggaran disiplin kelas. Manajemen diri diterapkan untuk menciptakan pribadi siswa agar laebih mandiri,lebih independent,dan lebih mampu memprediksi masa depanya.

3.1    SARAN
Perlu diperhatikan oleh para guru bahwa tugas atau kewajiban utama seorang guru adalah  mengajar dan mendidik. Dalam tugas mengajar hendaknya seorang pendidik harus peka terhadap permasalahan-permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan dan mampu menciptakan proses pembelajaran yang efektif serta sistematis agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Sedangkan  dalam tugas mendidik,seorang guru harus mampu mengubah pribadi siswa kearah yang lebih baik agar mampu mnciptakan generasi muda penerus bangsa yang bermoral,etika dan berahklak mulia.







DAFTAR  PUSTAKA

Sutrisna I Made,dkk.2009.Psikologi Pedidikan.Jakarta. Departemen Agama RI

1 komentar:

  1. "menajemen kelas dan menjemen diri yang berbasis pisikologi pendidikan", judul bagus buat membuat makalah... :D

    BalasHapus