Rabu, 09 Mei 2012

Hare Krishna Selayang Pandang


Hare Krishna Selayang Pandang
Oleh : made waisnawa putra
 
Saya kira banyak orang Hindu di Indonesia yang tidak mengetahui secara jelas
apa atau siapa sebenarnya para pengikut Hare Krishna. Sekalipun cukup banyak
buku-buku karya Srila Prabhupada, pendirinya, telah diterbitkan di Indonesia,
tapi hampir tidak ada yang menjelaskan apa sebetulnya Hare Krisna: satu
sekte/sampradaya Hindu? Sebuah agama baru yang terpisah dari Hindu? Atau satu
organisasi sosio-spiritual yang tidak ada kaitannya dengan suatu agama apapun?
Pada zaman orde baru Hare Krishna pernah dilarang oleh pemerintah karena
dianggap menimbulkan keresahan dan perpecahan di kalangan masyarakat Hindu di
Indonesia. Hal ini seperti mempertebal bobot ‘misteri’ dan sekaligus menambah
keingintahuan kita terhadap Hare Krishna. Sayangnya orang-orang Hare Krishna di
Indonesia tidak pernah memberikan penjelasan secara terbuka siapa sebenarnya
mereka ini.
 
Untuk memberikan gambaran selayang pandang di bawah ini adalah penjelasan
singkat mengenai Hare Krishna yang saya ambil dari buku "Apakah Saya Orang
Hindu" karangan Ed. Viswanathan, diterbitkan oleh Pustaka Manikgeni, 2000, dan
Dictionary of World Religions, terbitan Oxford University Press, 1997.
 
Hare Krishna adalah gerakan bhakti (devotional) Hindu. Didirikan di AS tahun
1965 oleh Swami A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada (1896-1977), dengan nama
resmi "The International Society for Krishna Consciousness" atau ISKCON. Nama
populer dari masyarakat ini adalah Hare Krishna, artinya "Kemenangan untuk
Krishna" (Victory to Lord Krishna). Hare Krishna adalah tradisi (sampradaya)
Caitanya dari sekte Waisnawa. Caitanya (1485-1533) adalah seorang bhakta
Krishna, dan menjadi sumber dari sampradaya Caitanya atau Gaudiya yang
melahirkan gerakan pemujaan Krishna (Krishna Bhakti). Terlahir dengan nama
Visvambhara Misra di Bengala, pada awalnya adalah seorang sarjana, tapi satu
pengalaman cinta keagamaan menyebabkan dia meninggalkan pelajaran
brahmanikalnya (agama awal India pada zaman Vedik yang menekankan pengorbanan
(yadnya) dan upakara atau ritual). Tahun 1510 beliau menjadi sanyasin dengan
nama Sri Krishna Caitanya. Dia segera terkenal karena pemujaannya
yang ekstatik , seperti kesurupan (ecstatic devotion) yang diwujudkan dengan
tari dan nyanyi, dan dipercaya sebagai avatara dari Krishna dan Radha (salah
seorang gopi, gadis pengembala sapi dan istri Krisna). Bentuk pemujaannya yang
ekstatik dan bahkan sering liar, oleh muridnya dianggap sebagai
keikutsertaannya dalam ’lila’ atau permainan suci, yang merupakan sumber dari
kreativitas itu sendiri.
 
Tujuan Hare Krishna adalah untuk membimbing manusia, yang hidup dalam kaliyuga
(demonic age) untuk mencapai pembebasan dalam bentuk kesadaran-Krishna yang
abadi melalui Bhakti Yoga, yang merupakan – menurut Waisnawa umumnya dan Hare
Krishna khususnya – adalah puncak dari Jnana Yoga dan Karma Yoga. Setiap
keprihatinan atau penderitaan, apakah itu kelaparan atau penyakit, ditundukkan
kepada tujuan akhir yaitu kesadaran-Krishna. Dengan pengekangan diri, karya
missionari dan pengucapan japa Mahamantra ‘Hare Krishna Hare Rama’, para bhakta
akan menikmati kesadaran Krishna dalam hidup ini (Jiwanmukti). Para bhakta
laki-laki memakai jubah putih atau kuning-jingga bhakta wanita mengenakan sari
warna-warni, menari dan bernyanyi dengan iringan musik tradisional India. Sejak
meninggalnya Prabhupada gerakan ini dipimpin oleh Dewan Komite Pemerintah Pusat
(Central Governing Board Committee) yang mengangkat seorang swami sebagai
penguasa tertinggi dalam
tiap-tiap temple di seluruh dunia, sekalipun telah terjadi berbagai skisma
(schisms, perpecahan) dalam tubuh gerakan ini.
 
Masyarakat Hare Krishna adalah salah satu kelompok yang paling asketik (hidup
sangat sederhana, seperti pertapa) dan ritualistik di dunia ini. Kadang-kadang
orang heran bagaimana masyarakat Hare Krishna dapat menarik para pengikut
(bhakta) dengan ketentuan etik dan moral yang begitu ketat. Para anggota sama
sekali dilarang untuk minum (minuman keras), merokok dan seks bebas. Pengucapan
japa di depan umum (public chanting) dari Mantra "Hare Krishna, Hare Krishna,
Krishna Krishna, Hare, Hare; Hare Rama, Hare Rama, Rama Rama Hare, Hare" adalah
satu dari kegiatan penting dari para bhakta. Menurut Srimad Bhagavatam,
siapapun yang mengucapkan Mantra ini dan juga siapapun yang kebetulan mendengar
Mantra ini akan diberkati oleh Tuhan.
 
Sebagai tambahan dari japa di depan umum, masing-masing bhakta mengulangi
Mantra ini 1,728 kali setiap hari. Pengucapan mantra (japa) ini dihitung oleh
satu genitri dengan seratus delapan (108) biji Tulsi. Jadi genitri ini dihitung
enam belas kali setiap hari. Para pengikut Hare Krishna melakukan pekerjaan
kasar sebagai persembahan untuk Krishna. Mereka membersihkan badan mereka
paling tidak dua kali sehari, dan bahkan di antara pengikut yang berkeluarga
seks hanya dibolehkan untuk melahirkan anak (prokreasi).
 
Sama seperti kelompok masyarakat lain, kontroversi masih melanda kelompok
masyarakat ini. Beberapa orang menyatakan bahwa anak mereka telah dicuci otak
oleh masyarakat yang saleh ini, tapi tidak seorangpun dapat mengatakan dengan
tepat seberapa banyak kebenaran dalam tuduhan-tuduhan ini. Para bhakta Hare
Krishna adalah murni vegetarian, dan mempraktekkan non-kekerasan.
 
 
Hare Krishna Menurut Pendirinya
 
Prabhupada terlahir dengan nama Abhay Charan De di Kolkata, menjalani karir
yang sukses sebagai manajer bisnis sampai tahun 1933, ketika beliau dipercaya
oleh Bhaktisiddhanta Thakura dari Gaudiya Vaishnava untuk menyebarkan
kesadaran-Krishna di Barat. Beliau melakukan karya-karya terjemahan sampai
pensiun pada 1959, ketika beliau menjadi sanyasin menyebabkan dia bebas untuk
melaksanakan missinya. Pada tahun 1965 beliau pergi ke Boston dan mendirikan
ISKCON. Tahun 1967 beliau pindah ke California di mana gerakan ini mulai tumbuh
dengan pesat. Berbeda dengan agama-agama baru yang muncul dari agama Hindu,
beliau melarang para pengikutnya untuk menganggap dirinya sebagai avatara,
tetapi beliau menampilkan dirinya sebagai salah seorang seperti mereka, menjadi
pelayan Tuhan (Dasa).
 
Kembali kepada pertanyaan di atas, apakah Hare Krishna satu sampradaya Hindu,
satu agama baru yang terlepas dari Hindu, atau satu organisasi sosio-spiritual
yang tidak ada kaitan dengan agama apapun? Hare Krishna, menurut pendirinya,
A.C. Bhaktivedanta Swami Prabupadha, bukan Hindu dan bahkan bukan agama apapun.
Dalam ceramah dan wawancaranya Prabupadha bahkan menghujat Hindu sebagai sumber
keruntuhan moral. Berikut ini adalah pernyataan Srila Prabupada mengenai Hare
Krishna dan hubungannya dengan agama Hindu. Tulisan di bawah ini bersumber dari
"Can it Be That the Hare Krishnas Are Not Hindu? ISKCON's Srila Prabhupada's
edicts on religion are clear" yang dimuat dalam majalah Hinduism Today edisi
Oktober 1998.
 
"Ada satu salah pengertian," tulis His Divine Grace A.C. Bhaktivedanta Swami
Prabhupada tahun 1977 dalam Science of Self Realization, "bahwa gerakan
kesadaran Krishna ( the Krishna consciousness movement) mewakili agama Hindu.
Sering kali orang-orang India baik di dalam maupun di luar India mengira bahwa
kita mengajarkan agama Hindu, tapi sesunguhnya kita tidak mengajarkan agama
Hindu." Dalam bab tiga dari buku itu [dapat diperoleh dari Bhaktivedanta
Archives, P.O. Box 255, Sandy Ridge, North Carolina 27046 USA], pernyataan yang
mengejutkan ini dibuatnya beberapa kali: "Hare Krishna sama sekali tidak ada
urusannya dengan agama Hindu atau sistem agama apapun.... Setiap orang harus
mengerti dengan jelas bahwa Hare Krishna tidak mengajarkan apa yang disebut
agama Hindu (The Krishna consciousness movement is not preaching the so-called
Hindu religion)." Para pengikut Srila Prabhupada telah mengumpulkan semua
surat, buku, ceramah, wawancara dan percakapannya
dalam the Bhaktivedanta Vedabase [juga dapat diperoleh dari Bhaktivedanta
Archives]. CD-Rom database ini menghasilkan 183 referensi kepada agama Hindu,
yang dikumpulkan dan dianalisis untuk memahami pandangan Srila Prabhupada.
 
Srila Prabhupada seringkali dengan tegas menolak eksistensi dari satu agama
yang disebut "Hinduisme." Dia mengasalkan nama yang tidak pantas ini kepada
"foreign invaders (para penyerbu asing)." Pada kesempatan lain ia mengakui
keberadaan agama Hindu, tapi menganggapnya sebagai kemerosotan yang tak
tertolongkan dari bentuk asli Sanatana Dharma Veda. Pada ceramah-ceramahnya
tahun 1967, di New York dia berkata, "Sekalipun memunculkan para sarjana,
sanyasin, grihasta dan swami besar, apa yang disebut pengikut agama Hindu
semuanya tidak berguna, cabang-cabang kering dari agama Veda." Hare Krisnha,
katanya, adalah satu-satunya eksponen dari agama Veda dewasa ini. Dalam satu
wawancara yang diberikan untuk Bhavan's Journal tanggal 28 Juni, 1976, dia
berkata, "India, mereka telah membuang sistem agama yang sesungguhnya, Sanatana
Dharma. Secara takhyul, mereka menerima satu agama campur aduk (a hodgepodge
thing) yang disebut Hinduisme. Karena itulah muncul
kekacauan."
 
Sang Guru sering menjelaskan sikapnya, dan bertindak berdasarkan keyakinannya
dalam membangun organisasinya yang dinamis. Pada kuliah 1974 di Mumbai
(Bombai), dia menyatakan, "Kita tidak mengkotbahkan agama Hindu. Ketika
mendaftarkan assosiasi ini, saya dengan sengaja memakai nama ini, 'Krishna
Consciousness,' bukan agama Hindu bukan Kristen bukan Buddha.."
 
Srila Prabhupada menyadari bahwa masyarakat India memiliki kesan yang keliru
mengenai kehinduannya. Dalam satu surat tahun 1970 kepada pengurus sebuah pura
di Los Angeles, dia menulis, "Masyarakat Hindu di Barat mendapat perasaan baik
untuk saya karena secara dangkal mereka melihat bahwa saya menyebarkan agama
Hindu, tapi nyatanya gerakan Kesadaran Krishna ini bukan agama Hindu bukan pula
agama apapun." Hal itu tetap berlaku sampai dewasa ini, karena Srila Prabhupada
tidak meninggalkan pengganti dengan wewenang untuk mengubah ‘edict’ atau
bhisama spiritual ini.
 
Jadi kenapa masyarakat Hindu umumnya secara keliru percaya bahwa Hare Krishna
adalah sebuah organisasi Hindu, ketika mereka tidak pernah menyatakan dirinya
sebagai Hindu? Kadang-kadang mereka sengaja menimbulkan kesan itu. Selama
pembukaan temple mereka di New Delhi dan Bangalore, di mana berita-berita surat
kabar sering mengidentifikasikan temple-temple besar ini sebagai Hindu, siaran
press dari Hare Krishna, seperti yang dikeluarkan pada tanggal 15 April 1998,
tidak pernah menggunakan kata Hindu. Namun, ketika para pengikut mereka dari
India yang melayani kedua temple ini ditanya oleh wartawan pada akhir bulan
Juli untuk tulisan ini, mereka bilang ini adalah pura Hindu. Ketimpangan antara
persepsi publik dengan kebijakan internal mereka lebih dibingungkan lagi dengan
pengecualian resmi dari kelompok ini berkaitan dengan posisi mereka terhadap
non-Hindu. Bila menghadapi kesulitan, para pemimpin Hare Krishna memohon kepada
masyarakat Hindu untuk membantu
mereka, misalnya ketika menghadapi perkara atas gedung ‘Bhaktivedanta Manor’
di Inggris atau ketika dituntut oleh orang Kristen di Russia dan Polandia (yang
menganggap Hare Krishna hanyalah gerakan ‘cult’ dan meminta agar pemerintah
melarang mereka). Dalam permohonan kepada hakim dan pemerintah, kata Hindu
dipergunakan secara terbuka. Dalam kasus-kasus hukum yang lain, termasuk kasus
di Mahkamah Agung Amerika Serikat, Hare Krishna berusaha menangkis label "cult"
dengan menyatakan dirinya sebagai satu sampradaya Hindu tradisional, dan
meminta orang-orang Hindu yang lain untuk menguatkan hal ini di pengadilan.
Organisasi-organisasi lain yang berpisah dari agama Hindu, seperti
Transcendental Meditation dan Brahma Kumaris, tidak pernah mengkompromikan
sikap mereka dalam keadaan apapun.
 
Yang juga memisahkan Hare Krishna adalah penolakan dan kritiknya terhadap agama
Hindu, khususnya di antara anggota mereka sendiri. Ada banyak laporan mengenai
orang-orang Hindu yang bergabung dengan Hare Krishna yang hanya diajarkan untuk
menolak agama keluarga mereka. "Sebelumnya kita adalah Hindu. Sekarang kita
adalah Hare Krishna," demikian dikatakan oleh beberapa orang. Pada saat yang
sama, organisasi ini sering mengajukan permohonan kepada masyarakat dan
pengusaha Hindu untuk bantuan keuangan bagi program sosial dan politik mereka
untuk melidungi Hare Krishna dari pelecehan dan tuntutan.
 
Melihat pada penampilan Hare Krishna -- pakaian para anggota, nama, bhajana,
perayaan, pemujaan, kitab suci, ziarah, bentuk bangunan temple dan lain-lain –
tidaklah mengherankan banyak orang menganggap mereka adalah Hindu. Bahwa nyata
mereka bukan Hindu tentu akan mengagetkan banyak orang — baik Hindu maupun
non-Hindu.
 
Kutipan dari:
http://www.iloveblue.com/printnews.php?jenis=article&pid=623
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar